Monday, 20 October 2014

makalah tentang nilai estetika musik



Kata pengantar

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "pertunjukan musik tradisional", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.















Daftar isi
Kata pengantar....................................... 1
Daftar isi.................................................. 2
Latar belakang........................................ 3
Rumusan masalah.................................. 4
Pembahasan.......................................... 4-5
Kesimpulan.............................................. 6
















Latar belakang


 Latar Belakang Istilah Estetika baru muncul pada tahun 1750 oleh seorang filsuf minor yang bernama Alexander G. Baumgarten (1714-1762). Istilah itu dipungut dari bahasa Yunani kuno, aisthetika, yang berarti kemampuan melihat lewat penginderaan. Baumgarten menamakan seni itu sebagai pengetahuan sensoris, yang dibedakan dengan logika yang dinamakannya pengetahuan intelektual. Tujuan estetika adalah keindahan, sedangkan tujuan logika adalah kebenaran (Sumardjo, 2000 : 25). Estetika digunakan oleh Alexander Baumgarten dalam arti cabang filsafat sistematis yang menempatkan keindahan dan seni sebagai objek telaahnya. Sejak itu istilah estetika dipakai dalam bahasan filsafat mengenai benda-benda seni. Estetika yang berasal dari bahasa Yunani "aisthetika" berarti hal-hal yang dapat diserap oleh panca indra. Oleh karena itu, estetika sering diartikan sebagai persepsi indra (sense of perception). Alexander Baumgarten (1714- 1762), seorang filsuf jerman adalah yang pertama memperkenalkan kata aisthetika, sebagai penerus pendapat Cottfried Leibniz (1646-1716). Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan.




Rumusan masalah
1.Nilai-nilai estetika musik pagellu
Pembahasan
Nilai-nilai estetika musik
Tarian pagellu memiliki banyak nilai-nilai estetika yaitu pada :
1.    Manik-manik
Manik adalah sejenis benda yang relatif sangat kcil yang berlubang di tengahnya sebagai tempat untuk dimasuki sejenis benang atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai untaian. Keindahan manik ini tergantung pada bahan yang dipakai, bentuknya zat warna yang ditambahkan keterampilan dan teknik pembuatannya. Seorang ahli manik dari Amerika, Peter Francis Jr. mengatakan “Manik adalah benda indah. Setiap butir merupakan karya seni kecil. Sesungguhnya manik adalah bentuk seni pertama yang dikenal di mana pun. Semua orang menggemarinya: tidak ada yang tidak menggunakannya!”


2.    Gendang
gendang dapat menghasilkan bunyi-bunyian yang berbeda dari setiap pukulan yang di mainkan orang

3.    Gerakan tarian
Gerakan-gerakan tarian pagellu memiliki makna yang berbeda pada setiap gerakannya. Seluruh "gerak tari" pada tarian Pa'gellu', dipicu oleh Bunyian To Ma'lambuk Pare lan Issong Pandan ( Lesung Melintang ). Inspirator dari tari Pa'gellu' ini bukanlah orang sadar yg meliuk2kan tubuhnya saat mendengarkan bunyi Issong Pandan tsb, melainkan To Maro ( Wanita Gila ). Jadi kajian kenapa "kaki menjinjit" itu spontanitas.

Tari Pagellu sangat popular dikalangan masyarakat sejak dahulu. Menurut kalangan mereka Pa’gellu adalah alat untuk melahirkan rasa keindahan, rasa pujaan, rasa gembira dalam bentuk gerakan badan, terutama tangan dan telapak tangan, beserta jari-jari. Pa’gellu erat dengan keyakinan Toraja.

Pagellu erat sekali hubungannya dengan kepercayaan orang-orang Toraja pada masa lalu, yaitu sebelum agama Islam dan agama Kristen masuk di Toraja. Menurut kepercayaan Aluk Todolo (Aluk Meman). Yakni kini masih ada yang menganut, Puang Matua (Allah Yang Maha Esa, ada ditempat yang tertinggi dan kuasanya mengatur semua isi dunia). Manusia datang padanya untuk bertobat, menyampaikan permintaan, berterima kasih dan sebagainya dengan melalui persembahan (pemujaan). Tuhan itu di pujanya dengan Rambu Tuka’ berjenis-jenis Naro, Bua’ Suru’ yang semuanya memerlukan pujaan lahir batin dari manusia. Pujaan lahir ialah dengan mengadakan persembahan yaitu berupa atau persembahan hewan (kerbau, babi, ayam) malo bulanna su’ding pa’todinganna = hewan yang memenuhi syarat.
Pagellu’ salah satu alat pemujaan dalam Rambu Tuka’ kepada Tuhan yang telah memberi hujan, memelihara padi-padi, tanam-tanaman serta menolak wabah penyakit dan lain-lain. Pagellu’ dalam kehidupan orang-orang Toraja; peristiwa-peristiwa disawah, menabur bibit, menanam padi, mengawasi padi, menumbuk, menampik dan lain-lain.

Menghalau burung pipit, menghalau segala yang dapat mengganggu tumbuh-tumbuhan, maka seluruh gerak-gerak ini, peristiwa ini dikenangkan setelah panen selesai.  Gerakan-gerakan ini dilakonkan dalam bentuk teratur bilamana diadakan pengucapan syukur atas selesainya panen. Dasar gerak inilah terciptanya tari Pagellu’.





Kesimpulan
Tarian pagellu adalah salah satu alat pemujaan kepada tuhan yang maha esa ,yang telah memberikan rejeki mereka.

No comments:

Post a Comment